Di Awal tahun bulan januari 20011. Saya mendadak di ajak teman untuk bergabung Ng'Tripp k gunung SLAMET yang berada di jawa tengah . Gunung Slamet (3428Mdpl) Ada lah gunung gunung berapi yang terdapat di Pulau Jawa, Indonesia. Gunung ini berada di perbatasan Kabupaten Brebes, Banyumas, Purbalingga, Kabupaten Tegal dan Kabupaten Pemalang, Provinsi Jawa Tengah, dan merupakan yang tertinggi di Jawa Tengah serta kedua tertinggi di Pulau Jawa setelah Gunung Semeru. Terdapat empat kawah di puncaknya yang semuanya aktiv.
Karena peralatan standard pendakian saya lengkap ,jadi saya tidak berpikir panjang untuk memutuskan ikut. Saya pun langsung Bergegas menuju tempat titik kumpul pertemuan, dimana saat itu TIM dari kami belum pernah bertemu sebelumnya dan belum saling kenal.
Jadi,saat tiba di terminal pulo gadung kami masih saling berkenalan sebelum mulai berangkat naik bis.
Di awali Perkenalan, sebelum berangkat kami sholat isya dulu sambil menunggu bis yang engantar kami k tujuan. selesai sholat isya,kami kembali mengecek peralatan dan perbekalan masing2 agar tidak ada yang tertinggal dan terlupa. Kurang Lebih jam 22,kami mulai mencari bis dan tidak lama kami mencari ,kami dapat bis dengan harga 45ribu/orang menuju Tegal. jumlah tim,semua 9 orang dari tangerang 2 orang,depok 1 orang,cililitan2,cibitung 1,dan saya dari kranji 1.
Jadi yang berangkat dari pulo gadung 7 orang..dan 2 orang lagi di pastikan sudah menunggu di Pertigaan yomani. Kami pun Sepakat,dan naik,dan sampai di Tegal tepatnya di pertigaan yomani,kami tiba Pagi Pukul 5:30 pagi. Dan Benar saja , Di sebuah POS yang Kecil agak Kumuh Tampak Jelas penampakkan 2 orang cw yang belakangan di ketahui mereka yang dari Jogya. Kamipun mulai berjabat tangan dan berkenalan..ternyata mereka sudah menempati pos hampir 6 jam ,pantas saja waktu saya perhatikan salah satu dari cw yang dari jogya itu body'nya agak mirip-mirip seperti POS..hahahaaa..PISS AH"..
Jadi,saat tiba di terminal pulo gadung kami masih saling berkenalan sebelum mulai berangkat naik bis.
Di awali Perkenalan, sebelum berangkat kami sholat isya dulu sambil menunggu bis yang engantar kami k tujuan. selesai sholat isya,kami kembali mengecek peralatan dan perbekalan masing2 agar tidak ada yang tertinggal dan terlupa. Kurang Lebih jam 22,kami mulai mencari bis dan tidak lama kami mencari ,kami dapat bis dengan harga 45ribu/orang menuju Tegal. jumlah tim,semua 9 orang dari tangerang 2 orang,depok 1 orang,cililitan2,cibitung 1,dan saya dari kranji 1.
Jadi yang berangkat dari pulo gadung 7 orang..dan 2 orang lagi di pastikan sudah menunggu di Pertigaan yomani. Kami pun Sepakat,dan naik,dan sampai di Tegal tepatnya di pertigaan yomani,kami tiba Pagi Pukul 5:30 pagi. Dan Benar saja , Di sebuah POS yang Kecil agak Kumuh Tampak Jelas penampakkan 2 orang cw yang belakangan di ketahui mereka yang dari Jogya. Kamipun mulai berjabat tangan dan berkenalan..ternyata mereka sudah menempati pos hampir 6 jam ,pantas saja waktu saya perhatikan salah satu dari cw yang dari jogya itu body'nya agak mirip-mirip seperti POS..hahahaaa..PISS AH"..
Setelah Beberapa lama kita saling kenal,kami bergerak berniat untuk ISHOMA sejenak,karena lumayan jenuh juga di bis selama kurang lebih 7 jam. Kamipun menuju sebuah masjid yang lumayan besar,dari kejauhan tampak puncak gunung Slamet yang berdiri gagah perkasa,jantung berdebar dan hatipun tak sabar untuk mulai pendakian. Karena saat itu ,pendakian kami ke gunung slamet berdekatan dengan kematian dua orang pendaki. Kami mulai sarapan,dan masing-masing pesan nasi bungkusnya juga untuk perbekalan saat di pertengahan perjalanan saat pendakian nanti.
Setelah kembali mengecek perbekalan masing2 dan melengkapinya,kami kembali mulai mencari kendaraan yang mengantar kami ke wisata Guci. Sebenarnya kita tidak perlu repot-repot mencari transportasi umum yang ke arah wisata guci,karena dari awal saat kami tiba di pertigaan Yomani,sudah ada bebrapa mobil jenis L300 yang sedang sudah menunggu,hanya tinggal koordinasi masalah biaya transportnya saja. Tidak lama kami mencari,akhirnya dapat juga, /orang Rp.10000.
Setelah kembali mengecek perbekalan masing2 dan melengkapinya,kami kembali mulai mencari kendaraan yang mengantar kami ke wisata Guci. Sebenarnya kita tidak perlu repot-repot mencari transportasi umum yang ke arah wisata guci,karena dari awal saat kami tiba di pertigaan Yomani,sudah ada bebrapa mobil jenis L300 yang sedang sudah menunggu,hanya tinggal koordinasi masalah biaya transportnya saja. Tidak lama kami mencari,akhirnya dapat juga, /orang Rp.10000.
Belum sampai kami di tempat Wisata Guci,kami di pindah ke mobil Pick Up ,entah karena alasan apa kami di pindah,atau memang sudah beda wilayah operasionalnya juga. Tapi ternyata,naik Pick Up di daerah Pegunungan itu lebih nyaman dan menyenangkan di bandingkan dengan naik kendaraan tertutup. Kami jadi lebih bisa menikmati pemandangan panorama alam sekitar yang tersaji..Sungguh indah alam INDONESIA.
Setelah beberapa lama kami di atas pick up,akhirnya kami tiba juga. Saya sempat heran,koq tidak ada Pos yang berdiri di jalur Pendakian Guci,yang ada hanya sebuah warung, bangunan kayu yang tidak begitu besar,dan ada bebrapa orang pemuda,dan ternyata pemuda itu Volunteer jalur guci. Kami tidak langsung mendaki ,kami istirahat sejenak di warung tersebut,untuk sekedar mencari tau tata cara Naik gunung Slamet jalur Guci. Kami mulai membuka perkenalan dengan beberapa orang pemuda yang ada di warung ,dan setelah itu baru kami berbincang-bincang seputar pendaki dan cuaca di gunung Slamet. Seorang pemuda yang perawakannya kurus tidak begitu tinggi ,dan gayanya memang seperti seorang pendaki,terlihat dari dandanan dan accesories yang ia kenakan. Kami mulai bertanya-tanya mengenai kondisi cuaca dan coba mencari informasi mengenai kondisi jalur yang akan kami lewati nanti,dengan antusias pemuda itu menjelaskannya kepada kami. namun,pemuda tersebut sempat memperingatkan kami,agar kami tidak melakukan pendakian karena alasan cuaca di puncak gunung slamet sedang extreem.Namun kami tetap bersikeras untuk tetpa melakukan pendakian,karena kami tidak ingin perjalanan dari Jakarta - tegal hanya sampai di warung itu.
Kurang lebih 1 jam kami melakukan perdebatan dengan pemuda itu,bahkan kami sempat emosi dikarenakan pemuda itu mulai mengeluarkan kata-kata kasar. Namun perkelahian tidak sampai terjadi ,kerena kebetulan salah seorang di Tim kami,ada yang kenal dengan Polisi Hutan yang bertanggung jawab di sekitar Pegunungan slamet. Teman saya itu bernama Ajis,dia langsung mencoba menghubungi POLHUT itu,dan tidak lama,datang polisi hutan itu dari arah jalur . Polisi Hutan yang perawakannya tidak begitu tinggi,dan setengah tua mengenakan seragam dinas kehutanan,dan memakai sapatu Boot berbahan karet,beliau langsung menyapa dan menyambut kami,ternyata kedatangan kami memang sudah di tunggunya,karena Ajis sudah menghubungi beliau sebelumnya saat kami masih di Jakarta.
Setelah melakukan perbincangan yang hanya sebentar dengan polisi hutan,dan beliau bilang akan mengantar pendakian kami sampai POS 1,karena dari penjelasannya,jalur menuju POS 1 agak membingungkan ,apalagi dari tim kami memang belum ada yang mengenal jalur Guci tersebut,saya lupa siapa nama Polhut tersebut.hee...
Namun sebelum kami melakukan pendakian ,Volunteer dari jalur guci meminta kami untuk menandatangani surat perjanjian atau kesepakatan,isi perjanjian tersebut,apabila terjadi sesuatu atau musibah yang menimpa kami saat di atas nanti,Volunteer dari jalur Guci tidak bertanggung jawab atas musibah yang menimpa pendakian kami. Kamipun menyetujui perjanjian tersebut yang di tulis di atas kertas putih berukuran A4.satu persatu kami bergantian menandatangani surat perjanjian tersebut. Setelah selesai menandatangani surat perjanjian tersebut ,kami mulai melakukan pendakian ,dan tentunya sebelum berangkat kami melakukan Do'a terlebih dahulu ,yang dipimpin oleh Polhut yang akan mengantar kami. Sepanjang perjalanan menuju Pos 1,kami berbincang-bincang dan saling memuji pemandangan hutan yang kami lihat,sementara Pimpinan pendakian kami ajis berbincang-bincang dengan Polhut ,Tim pendakian kami berjumlah 9 0rang ,karena polisi hutan ,hanya mengantar kami sampai Pos 1. Setelah sampai pos 1,pos yang tidak ada bangunannya,yang ada hanya pelataran tanah merah datar kurang lebih berukuran 4x4 dan dikelilingi oleh pepohonan yang rindang serta rerumputan yang tumbuh tidak beraturan.
Polhut berniat untuk kembali turun,sebelum turun polhut itu memberikan kami nasihat dan beberapa mitos dari gunung slamet. Kami mendengarkan nasihat itu dengan seksama,satu persatu kami bersalaman dan minta do'anya agar dalam pendakian kami ,tidak ada hambatan dan tidak terjadi hal-hal yang negativ. Setelah polhut itu turun ,kami tidak langsung melanjutkan perjalanan,kami istirahat untuk minim kopi dan melakukan sholat Dzuhur terlebih dahulu,karena jam saat itu sudah menunjukan Jam 12;45.Bebrapa orang dari Tim Melakukan sholat berjamaah,hanya saya yang tidak sholat ,saya memilih membuat kopi,bukan karena saya non muslim,namun saya memang blm niat untuk melakukan sholat.
Sholat dan minum Kopipun selesai,menghabiskan waktu sekitar 30 menit,kami mulai melakukan pendakian. Jalur yang kami lalui terlihat jelas ,jalan setapak yang di tumbuhi rumput serta ilalang. Saya sangat menikmati perjalanan,karena jalurnya landai dan banyak yang bisa di lihat sepanjang perjalanan. Pohon-pohon pinus besar dan rindang,tumbuh-tumbuhan yang berbunga,serta kicauan-kicauan burung yang terdengar .
Jarak dari Pos 1 menuju pos 2,tidak sejauh jarak dari Bawah menuju Pos 1. Namjun belum sampai Pos2,salah satu teman perempuan sudah agak-agak kelelahan,entah karena beban Cariel (ransel) yang membebaninya,atau karena berat badannya yang memang kalau saya perhatikan ,paling Besar diantara kami. Langkahnya mulai melambat,sementara teman-teman yang lain masih terlihat menikmati perjalanan. 6 orang teman saya berada di depan,sementara saya dan Ajis mencoba menemani dan menyemangati Fera,Y,.teman saya itu bernama Fera ,dia perempuan yang berdomisilli di Tangerang.Perawakannya Gemuk,Tinggi kurang lebih 158cm,berkulit putih mengenakan jilbab.
Jarak kami mulai merenggang ,6 Orang sudah berada jauh di depan ,namun saya ,fera dan Ajis,berada jauh di belakang mereka. Dengan sabar saya dan Ajis menemani Fera yang langkahnya mulai sering berhenti dan istirahat.Kami bertiga mencoba berbincang-bincang,agar dalam perjalanan tidak terlalu hening dan tegang,dan di sela obrolan kami bercanda,tertawa. Dan tanpa disadari sampai di juga di Pos 2, kira-kira sekitar pukul 14:30,dan teman-teman yang lain lebih dulu sampai,bincang-bincang sebentar,seputar perjalan dari pos 1 ke pos 2,dan minum secukupnya.
Lanjut,perjalan menuju ke pos 3,start setelah istirahat ,langkah masih terasa nyaman. Namun cuaca sepertinya mendung dan menandakan akan turun hujan,di dalam hutan tampak hening dan mulai agak gelap karena sepertinya matahari sudah tertutup awan hitam. Kami mulai khawatir,karena takut kehujanan di jalur sebelum menemukan tempat untuk bermalam. langkah fera mulai berat,dan sepertinya fisiknya mulai menurun,namun ,2 orang teman dari Jogya yang bernama Purwanti,dan Adel tetap ceria sepanjang jalur. Mereka terus mencoba memecah suasana dengan banyolan-banyolan yang membuat kami tertawa ,dengan logat Jawa yang kental mereka saling mengeluarkan banyolan dan tingkah yang membuat kami terhibur sepanjang perjalanan menuju pos 3 Di tambah lagi Teman kami juga yang bernama Akilani,yang selalu membalas banyolan-banyolan segar mereka,membuat suasana perjalan terasa hidup. Namun ,menjelang sore dan rintik hujan mulai turun,kami mulai saling diam,karena sudah cape tertawa dan berjalan,di tambah lagi dengan selalu menunggu fera yang tertinggal jauh di belakang. Hutyan mulai gelap ,hujanpun turun ,masing2 bergegas memakai Raincoat (jas hujan) ,untuk melindungi tubuh dari air hujan. hujan cukup deras terasa,di selingi dengan suara Petir yang mengelegar dan bergemuruh ,menambah ketegangan dalam pendakian. Tim mulai kelelahan namun ,kami belum sampai juga di pos 3,Head lamp (senter kepala) maupun senter tangan sudah di gunakan,langkah fera mulai makin melambat,namun kami masih mencoba bersabar,hutan yang lebat dan hujan yang blm mau berhenti ,membuat mental kami goyah. namun Pimpinan pendakian terus berusaha menyemangati tim. Fera makin jauh tetinggal dan jarak kamipun sudah mulai agak berjauhan,karena kondisi jalur yang mulai agak menanjak dan licin,apalagi kami memakai Raincoat sehingga langkah menjadi terganggu. teman kami Bang Chudori Wagimin mulai terpancing emosinya karena harus selalu menunggu fera untuk merapat di barisan,namun teman-teman selalu mencoba untuk menahan emosinya. Bang Chudori Wagimin berdomisilli di depok,karakternya yang dewasa dan memang sudah berumur,membuat wajahnya terlihat agak tua di banding kami-kami,berbadan agak tambun dengan hiasan janggut di wajahnya,membuat wajah kedewasaannya makin terlihat.
Kami tetap melakukan perjalanan di saat hujan masih mengguyur kami. Barisan mulai kacau,mulai ada emosi dan kekhawatiran. Kamipun berdiskusi sejenak di jalur yang masih belum sampai Pos 3,untuk mendiskusikan jalan terus atau istirahat sampai menunggu pagi. Setelah diskusi beberapa menit,kami sepakat untuk istirahat dan mendirikan tenda. timpun berjalan dengan mengikuti jalur yang ada sambil mencari tempat datar yang nyaman untuk mendirikan tenda. Setelah berjalan lumayan agak jauh setelah diskusi,akhirnya kami menemukan tempat,namun masih di jalur untuk mendirikan tenda,Terpaksa kami mendirikan tenda di jalur. Karena kondisi fera sudah mengkhawatirkan.
Kondisi fera saat itu,sudah terlihat berat untuk melanjutkan perjalanan,padahal fera sudah tidak membawa beban cariel di punggungnya,cariel dan perlengkapannya di bawakan oleh Ajis.Fera mengeluhkan keadaanya yang katanya sudah mulai pusing,napasnyapun terlihat tidak normal,sehingga saat di coba untuk memberinya minyak kayu putih,untuk di olesi di hidungnya. fera tidak bisa merasakan wanginya sari minyak kayu putih. Tendapun berdiri ,kami mendirikan dua tenda,1 tenda kapasitas 4 orang husus cowo,dan 1 tenda kapasitas 4 orang khusus Cw. Namun Kapasitas tenda masih saya rasakan sempit,karena kondisi berdirinya tenda memang tidak seberapa luas,itupun kami harus menebas ilalang dan meratakannya.
Kamipun Istirahat dansebelum istirahat kami mulai masak untuk makan malam ,canda tawa menghiasi waktu makan malam kami di tengah hutan rimba yang gelap dan sunyi. Makan selesai,kammipun mulai Tidur untuk mengembalikan kembali energi yang terbuang. Tak terasa,pagi tiba,sekeliling hutanpun sudah terlihat,karena sinar matahari yang masuk hutan. Kembali kami masak untuk sarapan Pagi,sambil bercanda ria,tertawa lepas di pagi yang amat ceria. Kicauan burung,dan kadang angin lembut menggoyangkan dedaunan yang basah karena hujan semalam,menambah suasana ceria kembali kami dapatkan.
Makan selesai,foto-foto dan ambil gambarpun di mulai. Kami melanjutkan perjalanan,dan tidak lama berjalan ,sudah tiba di pos 3. Istiraht sebentar ,lalu melanjutkan perjalanan menuju Pos 4,Alhamdulillah,dalam perjalanan dari Pos 3 sampai Pos 5 tidak ada hambatan yang kami temuai. Namun Kami tidak sampai meneruskan menuju puncak. Kami hanya sampai pos 6 sekitar pukul13:30,kembali kami kami ,dan hasil diskusi memutuskan untuk mendirikan tenda di pos 6.
Setelah sampai di Pos 6,dan tenda berdiri,saya mencoba naik berdua ajis dengan harapan dapat melihat sesuatu yang hanya pendaki yang bisa melihat pemandangan taman langit. Namun cuaca memang kurang bersahabat ,kabut terlihat tebal,namun saya mencoba menikmati yang ada. Saya dan ajis mulai ambil-ambil gambar sekitar pemandangan di tanjakan pasir dan berbatu,terbayang kalo terus melanjutkan perjalanan dengan melewati medan yang berpasir dan bebatuan kerikil,terlalu berisiko untuk cw-cw,dengan beban cariel di punggung,tidak mungkin kami dapat melewati medan pasir dan berbatu dengan cepat. Dan karena alasan medan juga ,kami tidak meneruskan perjalanan,dan dengan hati lapang kami menikmati di pos 6.
Di pos 6,tidak ada tenda ,dan bahkan kami tidak menemui pendaki lain. Kami menghabiskan waktu di pos 6,namun Alhamdulillah walaupun tidak cerah sebagaimana harapan kami,kami di beri kesempatan untuk melihat Keagungan Tuhan Yang maha besar,matahari sore terlihat . Awan-awan yang bergumpal halus,dan kami mendapatkan taman langit yang berkabut. Namun kami tetap menmikmatiunya,kami tidak menyianyiakan waktu yang di berikan,kami foto-foto bersama,satu persatu kami berposeSungguh menyenagkan . Berfoto-foto sudah ,lanjut masak,makan ala bangsawan ,canda tawa menambah keakraban kami yang memang semuanya baru bertemu di pendakian itu.
Menjelang sore tiba,langit terlihat mendung,beberapa teman masih saling menyibukan diri,karena tenda memang sudah berdiri. Ada yang masak,sholat,dan menikmati suasana sore tapi yang jelas keakraban sangat cepat tercipta. Saat malam kami istirahat ,dan berharap bangun tidur pagi besok ,cuaca cerah,ternyata,cuaca memang tidak bersahabat. langit masih juga kelabu,dan rintik-rintik gerimis hujanpun menetes ke bumi. Kami masak untuk sarapan dan persiapan kembali turun ,untuk pulang ke jakarta.
Singkat cerita,Tiba juga kami di wisata Guci,kami mencari makan,karena selam turun kami hanya sarapan. Kami mencari warung nasi dan kami memilih ngemil siomay,setelah makan ,kami bersih-bersih ,mandi sholat,lalu pulang ke jakarta.
THX 4 Teman-teman atas perkenlan dan perjalananya. Senang Bisa Mengenal kalian. Maaf untuk yang namanya saya tidak sebutkan dalam tulisan ini,karena ternyata menulis itu tidak mudah.hee..
-Ajis Palapa-Bang Chudori Wagimin-Aqielani Alamsyah-Rinjani Agustina-Suswita Anggraini-Fera Vinikasari-Chiabi Danetrebo-Vita Wijayanti. THX..
Senang hati Bisa Mengenal Kalian.
Setelah beberapa lama kami di atas pick up,akhirnya kami tiba juga. Saya sempat heran,koq tidak ada Pos yang berdiri di jalur Pendakian Guci,yang ada hanya sebuah warung, bangunan kayu yang tidak begitu besar,dan ada bebrapa orang pemuda,dan ternyata pemuda itu Volunteer jalur guci. Kami tidak langsung mendaki ,kami istirahat sejenak di warung tersebut,untuk sekedar mencari tau tata cara Naik gunung Slamet jalur Guci. Kami mulai membuka perkenalan dengan beberapa orang pemuda yang ada di warung ,dan setelah itu baru kami berbincang-bincang seputar pendaki dan cuaca di gunung Slamet. Seorang pemuda yang perawakannya kurus tidak begitu tinggi ,dan gayanya memang seperti seorang pendaki,terlihat dari dandanan dan accesories yang ia kenakan. Kami mulai bertanya-tanya mengenai kondisi cuaca dan coba mencari informasi mengenai kondisi jalur yang akan kami lewati nanti,dengan antusias pemuda itu menjelaskannya kepada kami. namun,pemuda tersebut sempat memperingatkan kami,agar kami tidak melakukan pendakian karena alasan cuaca di puncak gunung slamet sedang extreem.Namun kami tetap bersikeras untuk tetpa melakukan pendakian,karena kami tidak ingin perjalanan dari Jakarta - tegal hanya sampai di warung itu.
Kurang lebih 1 jam kami melakukan perdebatan dengan pemuda itu,bahkan kami sempat emosi dikarenakan pemuda itu mulai mengeluarkan kata-kata kasar. Namun perkelahian tidak sampai terjadi ,kerena kebetulan salah seorang di Tim kami,ada yang kenal dengan Polisi Hutan yang bertanggung jawab di sekitar Pegunungan slamet. Teman saya itu bernama Ajis,dia langsung mencoba menghubungi POLHUT itu,dan tidak lama,datang polisi hutan itu dari arah jalur . Polisi Hutan yang perawakannya tidak begitu tinggi,dan setengah tua mengenakan seragam dinas kehutanan,dan memakai sapatu Boot berbahan karet,beliau langsung menyapa dan menyambut kami,ternyata kedatangan kami memang sudah di tunggunya,karena Ajis sudah menghubungi beliau sebelumnya saat kami masih di Jakarta.
Setelah melakukan perbincangan yang hanya sebentar dengan polisi hutan,dan beliau bilang akan mengantar pendakian kami sampai POS 1,karena dari penjelasannya,jalur menuju POS 1 agak membingungkan ,apalagi dari tim kami memang belum ada yang mengenal jalur Guci tersebut,saya lupa siapa nama Polhut tersebut.hee...
Namun sebelum kami melakukan pendakian ,Volunteer dari jalur guci meminta kami untuk menandatangani surat perjanjian atau kesepakatan,isi perjanjian tersebut,apabila terjadi sesuatu atau musibah yang menimpa kami saat di atas nanti,Volunteer dari jalur Guci tidak bertanggung jawab atas musibah yang menimpa pendakian kami. Kamipun menyetujui perjanjian tersebut yang di tulis di atas kertas putih berukuran A4.satu persatu kami bergantian menandatangani surat perjanjian tersebut. Setelah selesai menandatangani surat perjanjian tersebut ,kami mulai melakukan pendakian ,dan tentunya sebelum berangkat kami melakukan Do'a terlebih dahulu ,yang dipimpin oleh Polhut yang akan mengantar kami. Sepanjang perjalanan menuju Pos 1,kami berbincang-bincang dan saling memuji pemandangan hutan yang kami lihat,sementara Pimpinan pendakian kami ajis berbincang-bincang dengan Polhut ,Tim pendakian kami berjumlah 9 0rang ,karena polisi hutan ,hanya mengantar kami sampai Pos 1. Setelah sampai pos 1,pos yang tidak ada bangunannya,yang ada hanya pelataran tanah merah datar kurang lebih berukuran 4x4 dan dikelilingi oleh pepohonan yang rindang serta rerumputan yang tumbuh tidak beraturan.
Polhut berniat untuk kembali turun,sebelum turun polhut itu memberikan kami nasihat dan beberapa mitos dari gunung slamet. Kami mendengarkan nasihat itu dengan seksama,satu persatu kami bersalaman dan minta do'anya agar dalam pendakian kami ,tidak ada hambatan dan tidak terjadi hal-hal yang negativ. Setelah polhut itu turun ,kami tidak langsung melanjutkan perjalanan,kami istirahat untuk minim kopi dan melakukan sholat Dzuhur terlebih dahulu,karena jam saat itu sudah menunjukan Jam 12;45.Bebrapa orang dari Tim Melakukan sholat berjamaah,hanya saya yang tidak sholat ,saya memilih membuat kopi,bukan karena saya non muslim,namun saya memang blm niat untuk melakukan sholat.
Sholat dan minum Kopipun selesai,menghabiskan waktu sekitar 30 menit,kami mulai melakukan pendakian. Jalur yang kami lalui terlihat jelas ,jalan setapak yang di tumbuhi rumput serta ilalang. Saya sangat menikmati perjalanan,karena jalurnya landai dan banyak yang bisa di lihat sepanjang perjalanan. Pohon-pohon pinus besar dan rindang,tumbuh-tumbuhan yang berbunga,serta kicauan-kicauan burung yang terdengar .
Jarak dari Pos 1 menuju pos 2,tidak sejauh jarak dari Bawah menuju Pos 1. Namjun belum sampai Pos2,salah satu teman perempuan sudah agak-agak kelelahan,entah karena beban Cariel (ransel) yang membebaninya,atau karena berat badannya yang memang kalau saya perhatikan ,paling Besar diantara kami. Langkahnya mulai melambat,sementara teman-teman yang lain masih terlihat menikmati perjalanan. 6 orang teman saya berada di depan,sementara saya dan Ajis mencoba menemani dan menyemangati Fera,Y,.teman saya itu bernama Fera ,dia perempuan yang berdomisilli di Tangerang.Perawakannya Gemuk,Tinggi kurang lebih 158cm,berkulit putih mengenakan jilbab.
Jarak kami mulai merenggang ,6 Orang sudah berada jauh di depan ,namun saya ,fera dan Ajis,berada jauh di belakang mereka. Dengan sabar saya dan Ajis menemani Fera yang langkahnya mulai sering berhenti dan istirahat.Kami bertiga mencoba berbincang-bincang,agar dalam perjalanan tidak terlalu hening dan tegang,dan di sela obrolan kami bercanda,tertawa. Dan tanpa disadari sampai di juga di Pos 2, kira-kira sekitar pukul 14:30,dan teman-teman yang lain lebih dulu sampai,bincang-bincang sebentar,seputar perjalan dari pos 1 ke pos 2,dan minum secukupnya.
Lanjut,perjalan menuju ke pos 3,start setelah istirahat ,langkah masih terasa nyaman. Namun cuaca sepertinya mendung dan menandakan akan turun hujan,di dalam hutan tampak hening dan mulai agak gelap karena sepertinya matahari sudah tertutup awan hitam. Kami mulai khawatir,karena takut kehujanan di jalur sebelum menemukan tempat untuk bermalam. langkah fera mulai berat,dan sepertinya fisiknya mulai menurun,namun ,2 orang teman dari Jogya yang bernama Purwanti,dan Adel tetap ceria sepanjang jalur. Mereka terus mencoba memecah suasana dengan banyolan-banyolan yang membuat kami tertawa ,dengan logat Jawa yang kental mereka saling mengeluarkan banyolan dan tingkah yang membuat kami terhibur sepanjang perjalanan menuju pos 3 Di tambah lagi Teman kami juga yang bernama Akilani,yang selalu membalas banyolan-banyolan segar mereka,membuat suasana perjalan terasa hidup. Namun ,menjelang sore dan rintik hujan mulai turun,kami mulai saling diam,karena sudah cape tertawa dan berjalan,di tambah lagi dengan selalu menunggu fera yang tertinggal jauh di belakang. Hutyan mulai gelap ,hujanpun turun ,masing2 bergegas memakai Raincoat (jas hujan) ,untuk melindungi tubuh dari air hujan. hujan cukup deras terasa,di selingi dengan suara Petir yang mengelegar dan bergemuruh ,menambah ketegangan dalam pendakian. Tim mulai kelelahan namun ,kami belum sampai juga di pos 3,Head lamp (senter kepala) maupun senter tangan sudah di gunakan,langkah fera mulai makin melambat,namun kami masih mencoba bersabar,hutan yang lebat dan hujan yang blm mau berhenti ,membuat mental kami goyah. namun Pimpinan pendakian terus berusaha menyemangati tim. Fera makin jauh tetinggal dan jarak kamipun sudah mulai agak berjauhan,karena kondisi jalur yang mulai agak menanjak dan licin,apalagi kami memakai Raincoat sehingga langkah menjadi terganggu. teman kami Bang Chudori Wagimin mulai terpancing emosinya karena harus selalu menunggu fera untuk merapat di barisan,namun teman-teman selalu mencoba untuk menahan emosinya. Bang Chudori Wagimin berdomisilli di depok,karakternya yang dewasa dan memang sudah berumur,membuat wajahnya terlihat agak tua di banding kami-kami,berbadan agak tambun dengan hiasan janggut di wajahnya,membuat wajah kedewasaannya makin terlihat.
Kami tetap melakukan perjalanan di saat hujan masih mengguyur kami. Barisan mulai kacau,mulai ada emosi dan kekhawatiran. Kamipun berdiskusi sejenak di jalur yang masih belum sampai Pos 3,untuk mendiskusikan jalan terus atau istirahat sampai menunggu pagi. Setelah diskusi beberapa menit,kami sepakat untuk istirahat dan mendirikan tenda. timpun berjalan dengan mengikuti jalur yang ada sambil mencari tempat datar yang nyaman untuk mendirikan tenda. Setelah berjalan lumayan agak jauh setelah diskusi,akhirnya kami menemukan tempat,namun masih di jalur untuk mendirikan tenda,Terpaksa kami mendirikan tenda di jalur. Karena kondisi fera sudah mengkhawatirkan.
Kondisi fera saat itu,sudah terlihat berat untuk melanjutkan perjalanan,padahal fera sudah tidak membawa beban cariel di punggungnya,cariel dan perlengkapannya di bawakan oleh Ajis.Fera mengeluhkan keadaanya yang katanya sudah mulai pusing,napasnyapun terlihat tidak normal,sehingga saat di coba untuk memberinya minyak kayu putih,untuk di olesi di hidungnya. fera tidak bisa merasakan wanginya sari minyak kayu putih. Tendapun berdiri ,kami mendirikan dua tenda,1 tenda kapasitas 4 orang husus cowo,dan 1 tenda kapasitas 4 orang khusus Cw. Namun Kapasitas tenda masih saya rasakan sempit,karena kondisi berdirinya tenda memang tidak seberapa luas,itupun kami harus menebas ilalang dan meratakannya.
Kamipun Istirahat dansebelum istirahat kami mulai masak untuk makan malam ,canda tawa menghiasi waktu makan malam kami di tengah hutan rimba yang gelap dan sunyi. Makan selesai,kammipun mulai Tidur untuk mengembalikan kembali energi yang terbuang. Tak terasa,pagi tiba,sekeliling hutanpun sudah terlihat,karena sinar matahari yang masuk hutan. Kembali kami masak untuk sarapan Pagi,sambil bercanda ria,tertawa lepas di pagi yang amat ceria. Kicauan burung,dan kadang angin lembut menggoyangkan dedaunan yang basah karena hujan semalam,menambah suasana ceria kembali kami dapatkan.
Makan selesai,foto-foto dan ambil gambarpun di mulai. Kami melanjutkan perjalanan,dan tidak lama berjalan ,sudah tiba di pos 3. Istiraht sebentar ,lalu melanjutkan perjalanan menuju Pos 4,Alhamdulillah,dalam perjalanan dari Pos 3 sampai Pos 5 tidak ada hambatan yang kami temuai. Namun Kami tidak sampai meneruskan menuju puncak. Kami hanya sampai pos 6 sekitar pukul13:30,kembali kami kami ,dan hasil diskusi memutuskan untuk mendirikan tenda di pos 6.
Setelah sampai di Pos 6,dan tenda berdiri,saya mencoba naik berdua ajis dengan harapan dapat melihat sesuatu yang hanya pendaki yang bisa melihat pemandangan taman langit. Namun cuaca memang kurang bersahabat ,kabut terlihat tebal,namun saya mencoba menikmati yang ada. Saya dan ajis mulai ambil-ambil gambar sekitar pemandangan di tanjakan pasir dan berbatu,terbayang kalo terus melanjutkan perjalanan dengan melewati medan yang berpasir dan bebatuan kerikil,terlalu berisiko untuk cw-cw,dengan beban cariel di punggung,tidak mungkin kami dapat melewati medan pasir dan berbatu dengan cepat. Dan karena alasan medan juga ,kami tidak meneruskan perjalanan,dan dengan hati lapang kami menikmati di pos 6.
Di pos 6,tidak ada tenda ,dan bahkan kami tidak menemui pendaki lain. Kami menghabiskan waktu di pos 6,namun Alhamdulillah walaupun tidak cerah sebagaimana harapan kami,kami di beri kesempatan untuk melihat Keagungan Tuhan Yang maha besar,matahari sore terlihat . Awan-awan yang bergumpal halus,dan kami mendapatkan taman langit yang berkabut. Namun kami tetap menmikmatiunya,kami tidak menyianyiakan waktu yang di berikan,kami foto-foto bersama,satu persatu kami berposeSungguh menyenagkan . Berfoto-foto sudah ,lanjut masak,makan ala bangsawan ,canda tawa menambah keakraban kami yang memang semuanya baru bertemu di pendakian itu.
Menjelang sore tiba,langit terlihat mendung,beberapa teman masih saling menyibukan diri,karena tenda memang sudah berdiri. Ada yang masak,sholat,dan menikmati suasana sore tapi yang jelas keakraban sangat cepat tercipta. Saat malam kami istirahat ,dan berharap bangun tidur pagi besok ,cuaca cerah,ternyata,cuaca memang tidak bersahabat. langit masih juga kelabu,dan rintik-rintik gerimis hujanpun menetes ke bumi. Kami masak untuk sarapan dan persiapan kembali turun ,untuk pulang ke jakarta.
Singkat cerita,Tiba juga kami di wisata Guci,kami mencari makan,karena selam turun kami hanya sarapan. Kami mencari warung nasi dan kami memilih ngemil siomay,setelah makan ,kami bersih-bersih ,mandi sholat,lalu pulang ke jakarta.
THX 4 Teman-teman atas perkenlan dan perjalananya. Senang Bisa Mengenal kalian. Maaf untuk yang namanya saya tidak sebutkan dalam tulisan ini,karena ternyata menulis itu tidak mudah.hee..
-Ajis Palapa-Bang Chudori Wagimin-Aqielani Alamsyah-Rinjani Agustina-Suswita Anggraini-Fera Vinikasari-Chiabi Danetrebo-Vita Wijayanti. THX..
Senang hati Bisa Mengenal Kalian.